-->

Notification

×

Iklan dibawah menu

Iklan mobile

Tag Terpopuler

Cara Jitu Menulis Berita yang Baik dan Benar Gaya Media Siber

Senin, 15 Desember 2025 | 10:00:00 AM WIB Last Updated 2025-12-15T03:00:46Z


 1) Pegang 5 prinsip inti dulu

a. Akurat: fakta benar, angka/nama/tanggal tidak salah.
b. Terverifikasi: bukan “katanya”; ada sumber dan/atau dokumen pendukung.
c. Berimbang: pihak yang disebut/dituduh diberi kesempatan merespons.
d. Jelas & ringkas: pembaca paham cepat, tanpa bertele-tele.
e. Minim mudarat: lindungi korban/anak/privasi; hindari doxing dan stigma.

2) Rumus kerja cepat: 5W+1H + “So what?”

Setiap berita wajib menjawab:
a. What: apa peristiwanya?
b. Who: siapa pihak terlibat?
c. Where: di mana?
d. When: kapan (tanggal/jam)?
e. Why: mengapa terjadi (penyebab/latarnya)?
f. How: bagaimana kronologi/prosesnya?
g. So what?: dampaknya bagi publik (mengapa penting dibaca)?

Kalau salah satu unsur penting kosong, berita terasa “bolong”.

3) Struktur paling aman: Piramida Terbalik
A. Lead (1–2 paragraf pertama)
Isi lead: inti paling penting + fakta kunci.
Target: pembaca langsung “nangkep” dalam 10–15 detik.

Contoh lead (umum):
“Banjir merendam 3 kecamatan di Kota X, Senin (15/12/2025), setelah hujan deras selama 5 jam. BPBD mencatat 450 rumah terdampak dan dua akses jalan utama terputus.”

Kenapa ini bagus? Karena langsung memberi apa, di mana, kapan, dampak.

B. Body (isi)
Urutkan dari yang paling penting:
1. data dampak/angka, 2) kronologi, 3) kutipan narasumber, 4) konteks, 5) latar belakang.

C. Tail (ekor)
Informasi pendukung: historis, data tambahan, rencana tindak lanjut.

4) Teknik “jitu” saat liputan: verifikasi sebelum menulis
Checklist verifikasi cepat
a. Nama orang/instansi: ejaan benar?
b. Angka dan satuan: sesuai sumber?
c. Tanggal/jam/lokasi: jelas?
d. Kutipan: sesuai rekaman/catatan?
e. Klaim besar: ada bukti/dokumen?
f. Pihak yang dikritik/dituduh: sudah diminta tanggapan?

Tips: untuk isu sensitif (kriminal, tuduhan korupsi, kesehatan, anak), wajib lebih ketat: minimal 2 sumber kuat + upaya hak jawab.

5) Kutipan yang baik (biar berita hidup tapi tetap rapi)
a. Pakai kutipan untuk: menegaskan fakta, memberi warna, menjelaskan kebijakan.
b. Hindari kutipan yang hanya “basa-basi”.

Format aman:
a. “…..,” kata (nama), (jabatan), (konteks).
b. Jangan mengubah makna kutipan. Boleh rapikan bahasa, tapi jangan menggeser arti.

6) Bahasa jurnalistik: sederhana, netral, tidak menghakimi
Aturan praktis
a. Kalimat pendek (15–25 kata), satu gagasan per kalimat.
b. Hindari opini: “kejam”, “memalukan”, “biadab” (kecuali kutipan).
c. Pakai kata aman untuk proses hukum:
d. “diduga”, “menurut polisi/dokumen”, “berdasarkan keterangan”.
e. Bedakan fakta vs dugaan vs analisis.

7) Judul yang benar untuk media siber

Judul harus:
a. spesifik (ada subjek + aksi + lokasi/waktu/dampak),
b. tidak menyesatkan,
c. tidak menghakimi.

Contoh judul bagus:

a. “Hujan 5 Jam, Banjir Rendam 3 Kecamatan di Kota X, 450 Rumah Terdampak”
Contoh kurang baik:
b. “Kota X Tenggelam! Warga Panik!” (sensasi, tidak jelas)

8) Etika penting: privasi, korban, dan anak

a. Jangan sebut identitas korban kekerasan seksual.
b. Anak: samarkan nama/wajah/sekolah/alamat.
c. Hindari doxing (alamat detail, nomor telepon, lokasi realtime).
d. Jangan menyebar ulang video/foto yang mempermalukan korban.

9) SOP singkat (yang bisa kamu tempel)

a. Tentukan angle: “Apa yang paling penting untuk publik?”
b. Kumpulkan data 5W+1H.
c. Verifikasi angka/nama/tanggal + minta hak jawab.
d. Tulis lead 1–2 paragraf (inti + dampak).
e. Susun isi dengan piramida terbalik.
f. Pasang 1–3 kutipan paling bermakna.
g. Cek ulang: akurasi, keberimbangan, privasi, judul sesuai isi.
h. Publish + siap koreksi jika ada pembaruan.

Contoh berita memenuhi unsur 5W + 1H

Judul

Korban Banjir dan Longsor di Sumatera Capai 1.016 Tewas, 212 Orang Masih Hilang

Lead


Medan – Jumlah korban bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sumatera terus bertambah. Berdasarkan data per 15 Desember 2025, total korban meninggal 1.016 jiwa, 212 orang dilaporkan masih hilang, dan 7.600 orang mengalami luka-luka, Senin (15/12/2025).

Isi (Body)


Lima daerah dengan korban meninggal terbanyak tercatat di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (187 jiwa), disusul Aceh Utara (162 jiwa). Berikutnya Tapanuli Tengah (116 jiwa), Tapanuli Selatan (86 jiwa), serta Aceh Tamiang (66 jiwa).

Hingga kini, tim pencarian dan pertolongan masih melakukan evakuasi, terutama di titik-titik yang sulit dijangkau dan berisiko terjadi longsor susulan. Kondisi cuaca yang belum sepenuhnya stabil disebut menjadi tantangan utama dalam upaya pencarian korban yang masih hilang.

Di sektor kesehatan, layanan medis di wilayah terdampak turut menghadapi kendala, terutama terkait ketersediaan obat-obatan. Pelaksana pelayanan dari RS Kemenkes Adam Malik, dr Ade Rachmat Yudiyanto, SpA(K), menyebut kurang dari 10 persen stok obat lama masih bisa diselamatkan.

“Sebagian besar obat rusak karena terendam lumpur dan berisiko terkontaminasi. Daripada berisiko, lebih baik dibuang. Kita pakai yang benar-benar aman,” ujar dr Ade.

Meski demikian, dr Ade memastikan layanan kesehatan tetap berjalan berkat respons cepat dari berbagai pihak. RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang dilaporkan memiliki pasokan obat yang aman dan mencukupi untuk kebutuhan IGD serta poli darurat.

Pemenuhan kebutuhan obat dilakukan melalui dukungan RS Kemenkes Adam Malik, bantuan dari tim Universitas Indonesia, serta Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI). Bantuan tersebut mencakup obat infeksi, analgesik, obat kulit, hingga perbekalan medis dasar untuk penanganan korban pascabanjir, yang kemudian didistribusikan ke unit-unit prioritas.

“Dengan pasokan yang tersedia, pelayanan IGD, perawatan inap darurat, dan poli dapat berjalan tanpa gangguan. Tidak ada kasus yang tertunda karena kekurangan obat selama hari pertama,” tuturnya.

Ia menambahkan, ketersediaan obat saat ini dinilai lebih dari cukup, namun pengelolaan tetap diperketat mengingat situasi darurat masih berlangsung. Ruang penyimpanan obat sementara juga telah ditata agar distribusi lebih cepat dan aman dari sisa lumpur.

Penanda 5W+1H dari teks kamu
A. What (Apa): bencana banjir dan longsor + update jumlah korban.
B. Who (Siapa): korban bencana; tim SAR/penolong; dr Ade (RS Kemenkes Adam Malik); pihak pendukung (UI, PABOI).
C. Where (Di mana): sejumlah wilayah Sumatera; detail daerah (Agam, Aceh Utara, Tapteng, Tapsel, Aceh Tamiang); Medan sebagai dateline.
D. When (Kapan): Senin, 15/12/2025 (data per 15 Desember 2025).
E. Why (Mengapa): pencarian terhambat karena cuaca belum stabil; obat rusak karena terendam lumpur/risiko kontaminasi.
F. How (Bagaimana): evakuasi di titik sulit & rawan longsor susulan; layanan kesehatan tetap berjalan lewat dukungan pasokan obat dan penataan distribusi.

Mana kutipan, mana konteks
A. Kutipan langsung (quote): 2 paragraf yang diawali tanda kutip dari dr Ade → ini memberi “suara” narasumber dan memperkuat fakta medis.
B. Konteks/latarnya: paragraf tentang cuaca tidak stabil, tantangan evakuasi, kondisi stok obat, dan dukungan lintas pihak → ini menjelaskan “mengapa penting” dan “bagaimana penanganan.”

Catatan penyempurnaan (biar makin “benar” secara jurnalistik)
1. Kalau kamu punya sumber datanya (mis. posko/bpbd/bnpb/pemda), tambahkan 1 kalimat: “Berdasarkan data dari …” agar lebih kuat (jangan ditambah kalau belum ada sumbernya).
2. Untuk angka korban, bagus juga ada keterangan: “data bersifat sementara dan dapat berubah” (opsional, tapi umum di berita bencana).
3. Pastikan istilah instansi/RS ditulis konsisten (nama resmi).